Minggu, 18 September 2016

BALA KAMBARA


Balla Kambara adalah istana Raja Kerajaan Tolo. Secara administrasi Balla Kambara terletak di Kelurahan Tolo, yaitu disisi kiri jalan poros Jeneneponto - Malakaji.  Untuk sampai dilokasi dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat Balla Kambara atau yang dikenal oleh penduduk setempat dengan sebutan Ballana Karaeng Ajjia Dibangun sekitar tahun 1914 pada masa pemerintahan Raja Tolo I Patiala Karaeng Manyunru, setelah kepindahan pusat Kerajaan Tolo yang awalnya berada di Bonto Lebang.

Balla Kambara merupakan bangunan yang dibangun untuk tempat kediaman raja (istana) sekaligus tempat pertemuan para pembesar kerajaan, musyawarah dan tempat pelantikan raja-raja Tolo. 



Ciri-ciri arsitektur Balla Kambara adalah berbentuk panggung yang terdiri dari dua bagian badan rumah. Tiang tengahnya berukir, jumlah tiang 92 buah, singkap (timpa laja) bersusun tiga yang merupakan simbol rumah bangsawan tinggi, jumlah anak tangga sebanyak 15 buah, orientasi rumah ke timur dan dinding bagian depan berukir. Bagian landasan rumah (umpak) terbuat dari batu kali, sedang bagian atasnya adalah seng. Ukuran badan rumah adalah 19 meter dan 20 meter. Tiang terbesar 22 cm x 22 cm dan tiang terkecil 18 cm x 18 cm. Balla Kambara menempati areal seluas 49 m x 30 m dengan status milik pribadi.


RUMAH ADAT BINAMU


Rumah adat Binamu terletak di Kelurahan Pabiringa yang juga dikenal oleh masyarakat sebagai Kampung Jeneponto lama. Denah rumah memiliki bentuk dasar segi empat. Menurut masyarakat setempat, sebagaian besar bahan dan bentuknya  masih asli. Salah satu khas dari rumah adat Binamu yaitu ukuran tiang rumahnya yang pendek tidak seperti rumah adat Makassar lainnya.

Beberapa regalia Kerajaan Binamu masih disimpan oleh pewaris Kerajaan Binamu dan pada waktu tertentu masih digunakan untuk upacara-upcara adat. Selain aspek arsitekturnya yang tidak kalah penting adalah aspek keruangannya (spatial), karena tempat tersebut merupakan salah satu tempat penting dalam sejarah Kerajaan Binamu.

KOMPLEKS MAKAM JOKO


Komplekas makam Joko terletak di Dusun Joko, Desa Bangkala Loe. Kompleks makam ini berjarak 19 km dari ibukota kabupaten. Luas kompleks 180 meter sisi utara, 190 meter sisi selatan, 60 meter sisi barat dan 80 meter sisi timur dengan status tanah adalah tanah negara. Jumlah makam 600 buah dengan variasi makam dan nisanyang tinggi. Menurut informasi penduduk setempat, kompleks Makam Joko  salah satu kompleks makam raja-raja Binmau.

Selain makam yang berukuran besar, juga terdapat makam yang berukuran kecil. Tidak diketahui apakah ukuran merupakan salah satu pembeda status dari orang-orang yang dimakamkan. Kebanyakan nisan ukuran kecil terlihat lebih sederhana dan tidak terdapat hiasan yang menonjol 

KOMPLEKS MAKAM BATALIUNG



Komplek makam Bataliung adalah salah satu kompleks pemakaman raja-raja Binamu, berada di Kec. Bontoramba Kelurahan Bontoramba Lingkungan Bontoramba. Makam ini masuk dalam daftar situs yang dilindungi oleh BP3 Sulsel. Areal kompleks makam terlihat ditata dengan baik bahkan dibuatkan taman dan tempat istirahat bagi pengunjung.  Sebuah rumah panggung juga telah dibangun sebagai sarana menyimpan artefak dan dokumentasi.
Jirat dan nisan yang lepas konteks disimpan dikolong rumah, sekeliling situs dipagari dengan kawat duri. Jumlah makam dalam kompleks ini adalah 639 buah menempati areal seluas 23.127 meter persegi.
Ukiran yang dapat diidentifikasi dipahatkan pada jirat adalah ukuran singa, ular, burung, manusia, bunga-bungaan, sulur-suluran, kaligrafi, kuda dan motif geometris. dalam tinjaun fungsional, semua motif hiasan tersebut tentunya memiliki hubungan dengan konsep kematian.

KOMPLEKS MAKAM I MADDI DAENG RIMAKKA




Kompleks makam ini terletak pada bagian kanan jalan poros kota Jeneponto, terdapat masjid pada sisi kanan jalan yang sudah rusak. Tokoh I Madi Dg Ri Makka dikenal dalam cerita rakyat sebagai pahlawan Kerajaan Binamu yang hidup sekitar akhir abad 17. Dua makam yang unik dari keseluruhan makam adalah makam Karaeng Sioro' dan Karaeng Dongoloka. Kedua makam ini diberikan kaki atau semacam penyangga untuk menguatkan struktur makam.

BENDA DAN TEMPAT BERSEJARAH DI JENEPONTO



Ada beberapa benda dan tempat bersejarah di Kab. Jeneponto yang bisa dijadikan sebagai obyek wisata, namun pada kesempatan kali ini bloger tidak semua akan ditampilan pada laman ini disebabkan karena keterbatasan leteratur dan waktu untuk mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan benda dan tempat sejarah di wilayah Jeneponto.
Dari  sekian banyak tempat ada beberapa diantaranya adalah :
1. Kompleks Makam I Maddi Daeng Rimakka di Kec. Tamalatea;
2. Kompleks MakamBataliung di Kec. Bontoramba;
3. Kompleks MakamSapanang di Kec. Binamu;
4. Balla Kambara di Kec. Kelara; dan
5. Rumah Adat Kampala di Kec. Arungkeke.